Pertemuan demi pertemuan diadakan untuk menghasilkan kesepakatan dan keputusan. Hari demi hari dilewati sambil memikirkan setiap perencanaan dan proses untuk membangun Mbinudita. Angka demi angka keluar hingga mencapai angka fantastis. Harapan demi harapan berdatangan dan tidak pernah putus untuk membangun Mbinudita.
Pada hari Senin, Kawan Nofi, Gogon dan Andri menyempatkan melakukan perjalanan ke Mbinudita walaupun tim Kawan Baik baru selesai berkumpul dengan Bupati Sumba Timu dan stakeolder lain yang berperan dalam bangun Mbinudita.
Dari kejauhan satu truk berwarna hijau sudah tampak dan semakin dekat semakin jelas bahwa batu sudah penuh didalam dam truk tersebut. Tidak jauh darisitu, masyarakat sudah berkumpul di satu rumah alang dan setiba dilokasi kami menghampiri mereka.
Truk dengan batu penuh bergerak bersama kami menuju bukit. Batu demi batu yang akan mengisi pondasi sekolah dijatuhkan di lokasi yang telah ditentukan. Setelah drop batuan, Andri mulai menentukan patok-patok untuk bangunan dengan gambar lokasi yang telah disiapkan. Sebagian tim ada yang mengecat batu agar patok terekam jelas ketika sedang mengambil gambar dari udara. Mama Rinto, mama satu-satunya yang hadir saat itu tidak ketinggalan dan dengan sigap mengangkat batu-batu yang telah dicat ke lokasi patok yang telah ditentukan dengan pengukuran jarak.
Batu pertama ini adalah harapan dan doa untuk Sekolah Mbinudita. Masyarakat Mbinudita yang tidak sabar ingin melihat anaknya kembali bersekolah seperti biasa menunjukkan semangatnya melalui tenaga yang diberikan sepenuhnya untuk sekolah.