Akses Air Bersih untuk Tana Mbanas 2023
Tanggal Rilis Proyek : 1 Sep 2023
Pemimpin Proyek : Primus Lede (Kawan Primus)
Tipe Proyek : Proyek ini dilaksanakan oleh Yayasan Kawan Baik Indonesia atas nama mitra kami yang memberikan dana hibah untuk proyek ini.
Durasi : 2 bulan
Tana Mbanas yang terletak di Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, bukan sekadar desa; ini adalah komunitas dengan cerita yang menarik. Berdekatan dengan Kabupaten Sumba Timur, lokasi terpencil ini dapat diakses dengan mobil dari Waingapu selama kurang lebih empat jam.
Inti dari Tana Mbanas terletak pada proyek Sambungan Air, sebuah upaya kolaboratif yang menyatukan beragam pemangku kepentingan, termasuk dua LSM, seorang donor yang dermawan, dan kelompok penerima manfaat yang berdedikasi dari Gereja Tana Mbanas. Misi mereka? Untuk mengatasi permasalahan mendesak mengenai akses air bersih.
Tana Mbanas menonjol sebagai salah satu daerah terkering di Pulau Sumba, mengalami musim kemarau tanpa henti selama enam bulan setiap tahunnya. Di wilayah yang gersang ini, air hujan merupakan berkah yang langka. Akibatnya, warga harus menempuh perjalanan yang sulit, menempuh jarak puluhan kilometer dengan berjalan kaki atau sepeda motor, untuk mengambil air dari sungai dan mata air yang jauh. Sayangnya, air yang mereka peroleh tercemar oleh polusi dan kotoran, sementara alirannya bisa lebih terkendali.
Sama seperti wilayah Pulau Sumba yang lebih luas, Kabupaten Sumba Tengah memiliki karakteristik tanah Mediterania dan formasi batuan kapur, yang membentuk fondasi daratan. Dalam lingkungan yang unik dan menantang inilah kisah kami terungkap seiring upaya kami untuk membuat perbedaan.
Masalah
Air, yang merupakan elemen penting bagi manusia, flora, dan fauna, masih sulit diperoleh di desa Tana Mbanas, sebuah perjuangan yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Prospek mendapatkan air bersih dari berbagai sumber potensial—baik dari sumur, sungai, atau mata air—menimbulkan beban keuangan yang besar bagi masyarakat ini. Beberapa sumur bor dari fasilitas pemerintah kering, beberapa kilometer pipa yang dipasang kosong, dan masyarakat trauma karena mengeluarkan banyak uang untuk pengeboran, tetapi mereka menemukan setetes air.
Di dunia di mana waktu setara dengan uang, bahkan lebih besar dari itu. Pengangkutan air, baik dengan berjalan kaki, sepeda motor, atau truk, memakan biaya besar bagi masyarakat Tana Mbanas yang hidup dalam kondisi kurang mampu. Hal ini merupakan pengingat bahwa akses terhadap sumber daya fundamental ini memerlukan biaya yang besar dalam hal upaya dan pengeluaran. Kedua, perlunya lebih banyak inovasi karena keterbatasan pengetahuan.
Gereja Maria Ratu Karmel di Palawacu—merupakan tempat umum yang vital bagi warga. Pada kebaktian Minggu dan hari-hari lainnya ketika air langka atau tidak ada, masyarakat berkumpul di sini, kebutuhan mereka akan air terkait dengan kegiatan keagamaan dan komunal.
Jarak dari mata air atau sungai terdekat sekitar 5 kilometer dari pusat komunal ini. Untuk memenuhi kebutuhan air mereka, Gereja biasanya menyumbang dalam tangki air berkapasitas 5.000 liter, dengan biaya sebesar Rp700.000. Pengeluaran ini memenuhi kebutuhan hidrasi dan keperluan sanitasi dan kuliner mereka.
Namun, membeli air dari tempat yang jauh dari Tana Mbanas memerlukan investasi finansial yang cukup dan bersama-sama kami melibatkan diri dengan kelompok masyarakat untuk menemukan apa yang bisa dilakukan di sini…
Aksi Kami
Dalam upaya kami untuk mengatasi tantangan yang dihadapi komunitas Tana Mbanas dan mendorong inovasi meskipun pengetahuannya terbatas, kami memulai penerapan dua solusi transformatif:
Membangun Kesuksesan Masa Lalu: Pada tahun 2021, Kawan Baik Indonesia dan Fair Future Foundation memulai proyek visioner untuk mengatasi tantangan terkait air dan meningkatkan konektivitas di desa Mbinudita, Sumba Timur. Inti dari proyek ini adalah penerapan strategi sumber ganda, yaitu memanfaatkan air sumur dan air hujan untuk menghasilkan pasokan air yang konsisten dan dapat diandalkan. Selain itu, kami mengintegrasikan sistem pengumpulan dan penyaringan air hujan mutakhir ke dalam infrastruktur, sehingga mengoptimalkan pengumpulan dan pemanfaatan sumber daya berharga ini secara efisien. Upaya ini mencapai puncaknya pada pembuatan tangki air Ferrocement yang kuat dan mampu menyimpan air hasil panen dengan aman.
1. Memanfaatkan Curah Hujan: Gereja Maria Ratu Karmel di Palawacu memberikan peluang bagus untuk menampung air hujan, dengan atap seluas 400 meter persegi. Di wilayah yang pola curah hujannya berfluktuasi secara signifikan, curah hujan tahunan di Kabupaten Sumba Tengah mencapai 265,5 mm pada bulan Februari 2022 dan turun menjadi 0 mm pada bulan Juli hingga September, dengan 96 hari hujan sepanjang tahun. Dengan memanfaatkan sumber daya ini, kapasitas resapan atap Gereja dapat menampung sekitar 106.200 liter air hujan setiap tahunnya.
2. Meningkatkan Distribusi: Air hujan yang terkumpul akan dialirkan ke sistem penyaringan air dan dialirkan ke tangki air Ferrocement. Air bersih ini selanjutnya akan didistribusikan ke berbagai area di dalam kompleks Gereja. Untuk menjamin kemudahan akses bagi masyarakat, kami akan memasang sistem pompa yang memfasilitasi pengambilan air di dalam fasilitas dan di titik-titik pusat umum. Sebagai bagian dari proyek ini, kami akan membangun dua tangki, masing-masing berkapasitas 10.000 liter.
Inisiatif-inisiatif ini menggarisbawahi komitmen teguh kami untuk memberdayakan masyarakat seperti Tana Mbanas dengan menawarkan solusi berkelanjutan untuk akses air bersih dan mendorong inovasi teknologi, bahkan dalam menghadapi keterbatasan sumber daya dan pengetahuan.
Sasaran – Hasil yang Diharapkan
Tujuan dari proyek ini adalah:
- Menjamin Akses Air Bersih yang Berkelanjutan: Tujuan utamanya adalah menyediakan sumber air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat Tana Mbanas. Dengan memanfaatkan solusi inovatif seperti sistem pengumpulan dan penyaringan air hujan serta mengintegrasikan dua sumber air, kami bertujuan untuk menciptakan pasokan air yang konsisten dan andal bagi warga.
- Meningkatkan Konektivitas Masyarakat: Proyek ini berupaya untuk meningkatkan konektivitas dalam masyarakat dengan memastikan bahwa air bersih tersedia di seluruh kompleks Gereja Maria Ratu Karmel dan titik-titik pusat umum lainnya. Pemasangan sistem pemompaan akan memudahkan akses terhadap air bersih, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Memberdayakan Komunitas Tana Mbanas: Pada akhirnya, tujuan utama proyek ini adalah memberdayakan komunitas Tana Mbanas dengan menyediakan alat dan sumber daya yang mereka perlukan untuk menjamin akses air bersih. Pemberdayaan ini menjawab kebutuhan mendesak dan berkontribusi terhadap ketahanan dan kemandirian masyarakat dalam jangka panjang.
Singkatnya, proyek ini bertujuan untuk meringankan tantangan terkait air, meningkatkan konektivitas masyarakat, dan memberdayakan masyarakat Tana Mbanas melalui solusi berkelanjutan dan inovatif untuk akses air bersih.