Di desa terpencil Lulundilu, jalanannya lebih dari sekedar jalan tanah terjal yang sulit untuk dijelajahi. Bahkan kendaraan paling tangguh pun kesulitan untuk sampai ke sini. Dalam konteks ini, Truck of Life, yang dirancang khusus untuk medan yang keras, membuat perbedaan besar.
Setelah menempuh perjalanan selama berjam-jam, tim sosial dan medis dari Fair Future Foundation akhirnya tiba, didorong oleh satu tujuan: memastikan bahwa program #ZeroMalaria menjangkau tempat-tempat yang paling terpencil sekalipun.
Di sini, air dan makanan sangat langka, dan akses terhadap layanan kesehatan hampir tidak ada. Namun, kehidupan berjalan dalam keseimbangan yang berbahaya.
Seorang anak bernama Daniel menarik perhatian tim medis. Dia berusia antara lima dan tujuh tahun dan tampak sakit-sakitan. Tes skrining malaria cepat dilakukan, diikuti dengan pemeriksaan mikroskopis untuk memastikan keberadaan Plasmodium vivax dalam darahnya. Hal ini bukanlah sebuah kejutan bagi tim, namun hal ini merupakan pengingat akan realitas penyakit ini dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap komunitas-komunitas tersebut.
Para profesional kesehatan segera menentukan protokol pengobatan. Bertindak cepat sangatlah penting; malaria bisa berakibat fatal, terutama bagi anak semuda Daniel. Obat antimalaria diberikan, dan kondisinya dipantau secara ketat. Pada saat yang sama, sebagian dari tim melibatkan keluarga dan komunitasnya untuk mendidik mereka tentang pencegahan malaria. Ini bukan hanya tentang pengobatan; ini juga tentang meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku.
Program #ZeroMalaria lebih dari sekedar hashtag sederhana. Ini adalah inisiatif yang memobilisasi lebih dari seratus orang, termasuk lebih dari enam puluh relawan, yang berkomitmen untuk membuat perbedaan nyata. Kondisi kehidupan di tempat seperti Lulundilu membuat penyakit ini sangat sulit untuk diberantas, namun tantangan ini hanya memperkuat tekad tim untuk terus berjuang.
Situasi yang dialami Daniel tidaklah unik. Hal ini mencerminkan kehidupan sehari-hari ratusan orang lainnya di desa-desa yang terisolasi dan kondisinya juga sama sulitnya. Dan itulah mengapa pekerjaan terus berlanjut. Dengan setiap anak yang diselamatkan, sebuah keluarga akan terpelihara dan komunitas menjadi lebih kuat. Namun masih banyak yang harus dilakukan.
Perjuangan melawan malaria di daerah terpencil masih jauh dari selesai. Setiap hari, tim ini bangkit dengan tekad baru untuk menjangkau desa-desa seperti Lulundilu, Haray, atau Lahiru, dengan kesadaran bahwa setiap tindakan, setiap pengobatan yang diberikan, dan setiap sesi pendidikan dapat menyelamatkan nyawa dan mengubah takdir.
Alex Wettstein – Kamp mediko-sosial Fair Future Foundation di Sumba Timur – Rumah Kambera, Lambanapu, 17 Oktober 2023
Dalam artikel saya baru-baru ini, saya mengungkap kondisi layanan kesehatan yang suram di Sumba Timur, daerah yang dilanda penyakit yang dapat dicegah seperti malaria. Dengan “kemarahan yang nyata,” saya secara terbuka mempertanyakan mengapa organisasi-organisasi besar tidak hadir dan mengapa dukungan dari negara asal kami, Swiss, sangat hilang.
Saya dan tim relawan yang berkomitmen seringkali menjadi satu-satunya mercusuar harapan bagi keluarga-keluarga rentan ini. Menjelang ulang tahun Fair Future Foundation yang ke-15, pencapaian ini menjadi sebuah pencapaian sekaligus pengingat penting: Perjuangan masih terus berlangsung, dan kebutuhan untuk melanjutkan pekerjaan kita kini semakin mendesak. Baca di sini!