Dengan menentukan titik tertinggi di atas bukit dekat sekolah, kami memindahkan tandon fiber yang terlebih dulu ada dan berfungsi sebagai tandon penampung utama. Dari bukit, memanfaatkan gravitasi melalui pemipaan, air akan mengalir mengunjungi rumah-rumah warga desa Mbinudita.
Solusi sederhana lainnya adalah tangki ferosemen. Tangki ini dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan luas lahan, dengan pondasi kerikil dan rangka besi dan tembok kelilingnya diperkuat dengan kawat dan hanya menggunakan triplek sebagai cetakan membentuk tabung. Tangki ini juga difungsikan sebagai pemanen air hujan terfiltrasi yang airnya dapat langsung diminum selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Satu tangki air berkapasitas 5.787 liter akan mampu memenuhi kebutuhan enam rumah tangga selama seminggu. Selain itu, teknik ferosemen ini juga bisa difungsikan dalam membangun MCK agar lebih kuat dan awet serta mudah perawatannya.
Teknologi-teknologi sederhana seperti itulah yang kami terapkan dalam mendekatkan akses air bersih dan sanitasi sehat bagi warga desa. Air bersih yang sebelumnya menjadi mahal dan mewah sekarang hanya sejangkauan. Dampak yang diharapkan adalah terbentuknya kebiasaan-kebiasaan baik yang bermula dari air yang baik untuk tubuh. Seperti mandi setiap hari, BAB pada tempatnya, dan kemampuan menanam sayuran segar yang bisa dipetik dari halaman sendiri karena tersedianya air untuk menyiram. Pada akhirnya, masalah kesehatan akibat kelangkaan air yang biasa ditemui di masyarakat #Sumba pada umumnya akan teratasi sedikit demi sedikit melalui teknologi sederhana yang bisa direplikasi di tempat-tempat lain.