Tentang apa gambar ini Kawan?
Dalam berita “Gambar Hari Ini”, di bawah panas terik di Sumba Timur, seorang ibu dan putrinya berjalan dengan susah payah sambil membawa lima jerigen kosong. Kaki mereka melintasi tanah gersang yang dipenuhi bebatuan dan semak belukar. Hari dimulai beberapa jam yang lalu dan perjalanan masih jauh dari selesai. Mereka telah menempuh perjalanan lebih dari lima kilometer dengan berjalan kaki dan masih harus menempuh jarak yang jauh lebih jauh untuk mencapai tujuan mereka: Kullups, lubang yang digali dengan tangan pada batu di sebuah bukit. (Ref. Baca artikel ini di sini)
Di belahan dunia ini, kullup lebih dari sekadar reservoir air hujan; hal-hal tersebut mewakili sisa kecerdikan manusia dalam menghadapi kelangkaan air yang hampir kronis. Air hujan, yang disalurkan oleh tanah dan batu, merembes ke dalam cekungan batu kecil di kaki bukit. Ini adalah sumber kehidupan, tetapi juga sumber dilema yang menyayat hati. Untuk setiap tetes yang berharga, ada biaya tersembunyi, yang diukur bukan dalam bentuk uang namun dalam hilangnya peluang, kesehatan yang terganggu, dan masa depan yang tidak pasti.
Pertimbangkan ibu. Setiap perjalanan untuk mendapatkan air mewakili jam-jam ketika dia tidak bisa bekerja, memelihara rumah, atau mengurus keluarganya. Bagaimana dengan putrinya? Dengan setiap langkah yang diambilnya menuju kullup, ia melangkah lebih jauh dari pendidikan yang dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Rasa haus akan pembelajaran memang ada, namun hal ini tidak sebanding dengan rasa haus yang lebih mendesak dan vital.
Dengan latar belakang ini, tim dari Fair Future dan Kawan Baik turun tangan, berbekal kemauan untuk membuat perbedaan serta alat dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut. Program #WaterConnections tidak hanya menyediakan air; Hal ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali hubungan masyarakat dengan sumber daya penting ini. Dengan memasang sistem pengumpulan dan penyaringan air, memberikan edukasi tentang praktik terbaik kebersihan, dan mendorong partisipasi masyarakat, Fair Future dan Kawan Baik bertujuan untuk memutus lingkaran setan kemiskinan dan penyakit.
Penyakit yang ditularkan melalui air seperti Malaria, Demam Berdarah, diare, dan kolera merupakan hal yang umum terjadi di wilayah ini. Namun dampaknya tidak berhenti pada individu saja. Seorang ibu yang sakit tidak dapat menafkahi keluarganya. Seorang anak perempuan yang sakit tidak dapat bersekolah. Dan siklus penderitaan dan kemiskinan terus berlanjut, dari generasi ke generasi.
Pengerjaan Fair Future dan Kawan Baik tidak selesai dalam sehari, bahkan setahun. Ini adalah komitmen jangka panjang, sebuah investasi bagi masa depan komunitas ini. Namun setiap sistem air bersih yang terpasang, setiap sesi pendidikan, dan setiap keluarga binaan mewakili sebuah langkah menuju masa depan di mana ibu dan anak ini tidak harus memilih antara masa kini dan masa depan, antara haus dan haus akan pembelajaran.
Di dunia di mana air bersih sering kali dianggap remeh, kita sering lupa bahwa bagi sebagian orang, air bersih adalah sebuah kemewahan yang harus dibayar mahal. Dengan bekerja di lapangan bersama mereka yang menjalani kenyataan ini setiap hari, Fair Future dan Kawan Baik mengingatkan kita bahwa di balik setiap tetes air, ada kisah kemanusiaan, perjuangan, dan peluang untuk perubahan.
Alex Wettstein – Kamp mediko-sosial Fair Future Foundation di Sumba Timur – Rumah Kambera, Lambanapu, 17 Oktober 2023.
Terima kasih atas minat dan dukungan Anda, kami mencintaimu.