Rumah genset dekat sekolah Mbinudita sudah mulai dibangun kemarin dengan merombak juga dapur sekolah untuk menjadi lebih layak dan dapat difungsikan lebih optimal. Listrik dari genset ini akan menjalankan pompa yang menarik air dari sumur di bawah bukit sekolah yang cukup tinggi kemudian mendorongnya ke dua tandon ferosemen, di dekat sumur dan di atas bukit dekat sekolah.
Kami berdiskusi bersama warga mengenai pembagian tugas serta prioritas kerja. Kontur Mbinudita yang berbukit dan curam terutama di sekitar sumur bor membuat pengerjaan tandon ferosemen menjadi tantangan terberat, dan kami sepakat untuk memprioritaskan ini. Setelah itu, baru kami akan melakukan penggalian untuk tiang listrik dan pipa.
Material bangunan mulai berdatangan, dan kami mengangkutnya menuruni bukit sejauh 100-200 meter. Semua bersemangat, mama-mama, bapak-bapak tua muda, siapa saja. Mama-mama Mbinudita bahkan menjunjung ember berisi pasir dan semen di kepala sambil bernyanyi agar semangat terus terjaga. Ada yang terpeleset jatuh, tapi cepat bangkit kembali demi cita-cita dan kerinduan akan akses air. Dan karena kerjasama inilah kami bisa mulai membuat pondasi tandon ferosemen dekat sumur bor.
Kami juga ada acara nobar, menonton video tentang pembangunan sekolah Mbinudita di salah satu ruang kelasnya. Perasaan senang, haru, dan bangga berbaur menjadi satu. Seperti pengingat bahwa untuk bergerak maju harus ada kerja keras bersama, urun saran dan turun tangan agar hasilnya nanti bisa dinikmati semua orang untuk hidup lebih sehat, dan masa depan lebih baik.