Target kami hari ini bisa sampai di Pelabuhan Sape untuk mengejar kapal ferry penyebrangan ke Labuan Bajo. Jalanan aspal pulau Sumbawa sangat panjang, seperti yang kawan-kawan bisa lihat di peta, jarak antar pelabuhan yang harus kita tempuh sepanjang 387 km.
Kawan baru, Kawan Reno dan Fiar yang keduanya bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang NTB.
Keduanya aktif berkegiatan sosial dengan komunitas yang ada di Sumbawa besar. Mereka sangat menyukai pekerjaan mereka saat ini karena dekat dengan masyarakat Dan suka berbagi hal-hal yang positif melalui pekerjaan mereka.
Kami singgah bertemu Kawan yang berada di pelabuhan Sape, bapak Citra. Sudah 2 tahun ini beliau sering membantu kami memberikan informasi terkait jadwal penyebrangan Dari Sape ke Waingapu jika kami melakukan perjalanan darat menggunakan mobil. Namun Kali ini tujuan ke Waingapu tidak beroperasi.
Jadwal penyebrangan Sape menuju Bajo ada setiap hari jam 10 malam. Sambil menunggu kapal bersandar kami pamit untuk mengunjungi Kawan lainnya di Sape.
Ibu Erna Dan Bapak Surya, mereka mengundang kami untuk beristirahat di homebasenya di Villa Lariti untuk mandi, makan dan santai sejenak di atas bukit pelabuhan Sape.
Pak Surya adalah pensiunan pegawai PUPR provinsi NTB. Bidang pengeboran Dan deteksi sumber mata air beliaulah ahlinya. Kami bercerita tentang kegiatan kami di Sumba Timur dan masalah akses air bersih disana. Beliau memberikan beberapa saran untuk dapat berkolaborasi antar provinsi di Indonesia bagian Timur. Mendengar apa yang terjadi di Sumba, beliau pun tergerak ingin terlibat berkegiatan bersama kami.
Kawan-kawan lain yang saat itu juga sedang berkunjung disana, beberapa berprofesi sebagai dokter Gigi dan pengusaha juga antusias untuk menawarkan bantuan yang kami perlukan. Hingga tiba pukul 7 malam kamipun harus kembali ke pelabuhan untuk mengantri memasuki kapal ferry.