Sumbawa

Desember 14, 2022
Bertemu kawan-kawan baru dan saling bercerita tentang perjalan kami & kegiatan-kegiatan Kawan Baik di Sumba.
Setelah bermalam di homebase Anak Alam Learning House kamipun melanjutkan perjalanan ke arah Timur di pagi hari.

Target kami hari ini bisa sampai di Pelabuhan Sape untuk mengejar kapal ferry penyebrangan ke Labuan Bajo. Jalanan aspal pulau Sumbawa sangat panjang, seperti yang kawan-kawan bisa lihat di peta, jarak antar pelabuhan yang harus kita tempuh sepanjang 387 km.

Menikmati perjalanan di pulau Sumbawa kami sempat berhenti beberapa kali untuk beristirahat, jajan buah-buahan lokal di pinggir jalan. Bertemu kawan-kawan baru Dan saling bercerita tentang perjalan kami Dan kegiatan-kegiatan di Sumba.

Kawan baru, Kawan Reno dan Fiar yang keduanya bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang NTB.

Keduanya aktif berkegiatan sosial dengan komunitas yang ada di Sumbawa besar. Mereka sangat menyukai pekerjaan mereka saat ini karena dekat dengan masyarakat Dan suka berbagi hal-hal yang positif melalui pekerjaan mereka.

Setelah melewati Sumbawa besar kami memasuki kabupaten Bima. Pada sekitar jam 8 malam kami sampai di kec. Dompu dan bermalam di penginapan dan melanjutkan perjalanan Bima sampai di pelabuhan Sape selama 4 jam perjalanan di hari berikutnya.

Kami singgah bertemu Kawan yang berada di pelabuhan Sape, bapak Citra. Sudah 2 tahun ini beliau sering membantu kami memberikan informasi terkait jadwal penyebrangan Dari Sape ke Waingapu jika kami melakukan perjalanan darat menggunakan mobil. Namun Kali ini tujuan ke Waingapu tidak beroperasi.

Jadwal penyebrangan Sape menuju Bajo ada setiap hari jam 10 malam. Sambil menunggu kapal bersandar kami pamit untuk mengunjungi Kawan lainnya di Sape.

Ibu Erna Dan Bapak Surya, mereka mengundang kami untuk beristirahat di homebasenya di Villa Lariti untuk mandi, makan dan santai sejenak di atas bukit pelabuhan Sape.

Pak Surya adalah pensiunan pegawai PUPR provinsi NTB. Bidang pengeboran Dan deteksi sumber mata air beliaulah ahlinya. Kami bercerita tentang kegiatan kami di Sumba Timur dan masalah akses air bersih disana. Beliau memberikan beberapa saran untuk dapat berkolaborasi antar provinsi di Indonesia bagian Timur. Mendengar apa yang terjadi di Sumba, beliau pun tergerak ingin terlibat berkegiatan bersama kami.

Kawan-kawan lain yang saat itu juga sedang berkunjung disana, beberapa berprofesi sebagai dokter Gigi dan pengusaha juga antusias untuk menawarkan bantuan yang kami perlukan. Hingga tiba pukul 7 malam kamipun harus kembali ke pelabuhan untuk mengantri memasuki kapal ferry.

Berita Terbaru

Berinvestasi di Bidang Kesehatan: Inisiatif Medis senilai Rp 205 Juta dari Fair Future
November 21, 2023

Berinvestasi di Bidang Kesehatan: Inisiatif Medis senilai Rp 205 Juta dari Fair Future

Fair Future dengan bangga mengumumkan investasi transformatif sebesar Rp 205 juta, yang didedikasikan untuk pengadaan obat-obatan penting dan peralatan medis....
read more
Pengiriman Bantuan Medis di Indonesia Timur
November 20, 2023

Pengiriman Bantuan Medis di Indonesia Timur

Mulailah pengembaraan yang luar biasa bersama kami, saat kami menavigasi medan yang menantang di Indonesia Timur untuk mengirimkan pasokan medis...
read more
Perawatan Medis Primer, Transformasi Layanan Kesehatan di Daerah Ultra-Pedesaan
November 10, 2023

Perawatan Medis Primer, Transformasi Layanan Kesehatan di Daerah Ultra-Pedesaan

Di jantung Sumba Timur, program PrimaryMedicalCare dari Fair Future Foundation muncul sebagai secercah harapan, merevolusi akses layanan kesehatan. Inisiatif ini...
read more
Perjalanan Harapan dalam Perjuangan Kita Melawan Malaria
November 9, 2023

Perjalanan Harapan dalam Perjuangan Kita Melawan Malaria

Memerangi Malaria | Sebuah Perjalanan Harapan. Saksikan keberanian tim Fair Future dalam kampanye #ZeroMalaria yang tiada henti. Film yang mencekam...
read more